Kamis, 25 Oktober 2012

MUSEUM SONOBUDOYO UNIT I


Yogyakara hingga kini masih menyandang predikat sebagai kota budaya dengan Keraton Kesultanan Ngayogyokarto Hadiningrat sebagai symbol terpeliharanya Budaya Jawa. Museum Sonobudoyo unit I merupakan lorong penelusuran tradisi dan budaya menjadi magnet dalam menguak tradisi budaya kehidupan masyarakat dari masa sebelum dikenal adanya tulisan hingga masa adanya peradaban tinggi. Museum Sonobudoyo Unit I ini didirikan pada tahun 1935 oleh Java Instituut yaitu yayasan kebudayaan Jawa, Bali, Lombok, dan Madura pada masa colonial yang beranggotakan orang asing dan pribumi.


Koleksi yang ada di dalam merupakan hasil penelitian Java Instituut. Tidak mengherankan bila koleksi Museum Sonobudoyo Unit I dapat mencerminkan runtutan proses budaya yang berlangsung di Jawa, Bali, Lombok, dan Madura. Koleksi masa prasejarah sejak munculnya manusia purba di Jawa dengan tingkat budaya berupa Kapak batu sampai masa dikenalnya Logam dan religi yang tercemin dari tinggalan berupa artefak yang menjadi koleksi Museum Sonobudoyo.

Replika peti kubur batu terdiri dari 6 papan batu ditata layaknya liang lahat, menjadi awal menguak religi masyarakat masa prasejarah. Selain itu arca- arca menhir yang berasal dari Gunungkidul merupakan bukti bahwa masyarakat prasejarah sudah mengenal adanya dunia supranatural. Religi masa prasejarah tersebut selain berupa arca menhir, kubur, juga telah mengenal adanya system penguburan dengan memberikan bekal kubur berupa manic- manic, gerabah, dan peralatan terbuat dari logam.

Perkembangan budaya selanjutnya adalah dengan dikenalnya logam dengan bukti berupa senjata dan peralatan ritual dari logan seperti tombak, belati dan nekara. Hal yang menarik adalah koleksi berupa nekara ( di bali dikenal sebagai moko ) yang merupakan symbol eratnya hubungan antara seni dan religi. Kedua benda ini berfungsi sebagai alat music pukul dalam acara ritual, benda pusaka, mas kawin dan alat cukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar