Yogyakara hingga kini masih
menyandang predikat sebagai kota budaya dengan Keraton Kesultanan Ngayogyokarto
Hadiningrat sebagai symbol terpeliharanya Budaya Jawa. Museum Sonobudoyo unit I
merupakan lorong penelusuran tradisi dan budaya menjadi magnet dalam menguak
tradisi budaya kehidupan masyarakat dari masa sebelum dikenal adanya tulisan
hingga masa adanya peradaban tinggi. Museum Sonobudoyo Unit I ini didirikan
pada tahun 1935 oleh Java Instituut
yaitu yayasan kebudayaan Jawa, Bali, Lombok, dan Madura pada masa colonial yang
beranggotakan orang asing dan pribumi.
Koleksi yang ada di dalam
merupakan hasil penelitian Java Instituut.
Tidak mengherankan bila koleksi Museum Sonobudoyo Unit I dapat mencerminkan
runtutan proses budaya yang berlangsung di Jawa, Bali, Lombok, dan Madura. Koleksi
masa prasejarah sejak munculnya manusia purba di Jawa dengan tingkat budaya
berupa Kapak batu sampai masa dikenalnya Logam dan religi yang tercemin dari
tinggalan berupa artefak yang menjadi koleksi Museum Sonobudoyo.
Replika peti kubur batu terdiri
dari 6 papan batu ditata layaknya liang lahat, menjadi awal menguak religi
masyarakat masa prasejarah. Selain itu arca- arca menhir yang berasal dari
Gunungkidul merupakan bukti bahwa masyarakat prasejarah sudah mengenal adanya
dunia supranatural. Religi masa prasejarah tersebut selain berupa arca menhir,
kubur, juga telah mengenal adanya system penguburan dengan memberikan bekal
kubur berupa manic- manic, gerabah, dan peralatan terbuat dari logam.
Perkembangan budaya selanjutnya
adalah dengan dikenalnya logam dengan bukti berupa senjata dan peralatan ritual
dari logan seperti tombak, belati dan nekara. Hal yang menarik adalah koleksi
berupa nekara ( di bali dikenal sebagai moko ) yang merupakan symbol eratnya
hubungan antara seni dan religi. Kedua benda ini berfungsi sebagai alat music pukul
dalam acara ritual, benda pusaka, mas kawin dan alat cukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar