Senin, 22 Oktober 2012

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA


Keindahan Batik Van Zuylen dan Oey Soe TJoen
Berada di Jalan Dr. Sutomo 13 Bausasran, Yogyakarta. Museum ini hadir berkat prakarsa keluarga Hadi Nugroho sebagai sasaran pelestarian dan kemudahan mendapatkan barang-barang antic, khususnya batik. Berbagai kain batik dari tahun 1960 merupakan koleksi unggulan museum. Sebagai keturunan pengusaha batik dan atas kecintaannya terhadap batik, keluarga Hadi Nugroho merawat berbagai benda yang berkaitan dengan dunia batik, diantaranya alat dan bahan-bahan membatik.

Berdiri pada tanggal 12 Mei 1977 dengan akte notaris Nomor 22 tanggal 25 Mei 1977, museum memamerkan berbagai koleksi batik untuk umum. Sayangnya pada Tahun 1978 museum sempat tidak berdenyut aktivitasnya karena sang pemilik, Hadi Nugroho sakit. Selanjutnya pada tanggal 12 Mei 1979, Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DIY secara resmi membuka kembali Museum Batik.
Dengan area seluas 400 meter persegi dengan luas tanah seluruhnya 600 meter persegi, bangunan museum ini merupakan bagian dari tempat tinggal keluarga Hadi Nugroho. Koleksi yang dimiliki mencapai 1.219 buah, meliputi 500 lembar kain batik, 600 jenis cap batik, 124 canting, 35 koleksi alat dan berbagai perlengkapan membatik (wajan, anglo, pewarna alam, pacar banyu, kulit pohon mengkudu, kayu pohon Tegeran, dan gondorukem). Kain panjang, sarung, selendangm dan tokwi/taplak tutup meja sesaji merupakan sebagian dari koleksi kain batik.
Di Museum Batik, kita serasa dibawa kembali ke zaman ketika batik dibuat secara tradisional. Suasana masa itu terwakili oleh koleksi batik tertua,yaitu batik karya Van Zuylen (Belanda) dan Oey Soe Tjoe (Cina), serta batik-batik buatan tahun1700-an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar